Minggu, 19 April 2015


PENGERTIAN BUSINESS PLAN

Data penelitian mengungkapkan, dari 100 orang pendiri perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi, terungkap bahwa para wirausaha sedikit sekali yang melakukan perencanaan usaha (business plan) pada tingkat awal. Bahkan 41% dari mereka tidak mempunyai rencana usaha, 26% hanya memiliki perencanaan seadanya, 5% hanya membuat proyeksi keuangan, dan 28% membuat perencanaan usaha secara jelas.

Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan.

Pengertian lain Perencanaan usaha/bisnis (Business Plan) adalah rencana-rencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah permasalahan- permasalahan  dan  peluang  yang  ada.  Kadang-kadang  banyak  orang  berpikir bahwa perencanaan bisnis hanya untuk sebuah bisnis baru atau sebuah proposal   untuk   mencari   pinjaman   dana   ke   pihak  perbankan   atau bagaimana  mendatangkan  investor  baru  dalam bisnis. Sebenarnya tidak sederhana hal di atas, perencanaan bisnis juga penting untuk suatu bisnis yang sedang berjalan. Bisnis membutuhkan perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-pengembangan dengan skala prioritas. Perencanaan Usaha/Bisnis sendiri adalah suatu hasil pemikiran, dimana isi dari perencanaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan/bisnis.

Adapun prinsip-prinsip dalam perencanaan usaha itu sebagai berikut:

  1. Perencanaan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak.
  2. Perencanaan usaha harus fleksibel dan realistis.
  3. Perencanaan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
  4. Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang efektif dan efisien
Adapun manfaat perencanaan usaha itu di antaranya:

  • Membimbing jalannya kegiatan usaha.
  • Mengamankan kelangsungan hidup usaha.
  • Mengembangkan kemampuan manajerial di bidang usaha.
  • Sebagai pedoman/petunjuk bagi pimpinan perusahaan di dalam menjalankan usahanya.
  • Mengetahui apa-apa yang akan terjadi dalam usaha
  • Sebagai alat berkomunikasi dalam usaha.
  • Sebagai alat untuk memperkecil risiko usaha
  • Memperbesar peluang untuk mencapai laba.
  • Memudahkan perolehan bantuan kredit modal dari bank
  • Sebagai pedoman di dalam pengawasan.

Secara umum garis besar isi perencanaan usaha yang dibuat seorang wirausaha, berusaha merinci profit, neraca perusahaan, dan proyeksi aliran khas. Sedangkan mengenai kedalaman dan rincian perencanaan usaha sangat tergantung pada luas tidaknya usaha. Oleh karena itu dalam membuat perencanaan usaha paling tidak kita harus adalah memikirkan, menimbang-nimbang, memutuskan, dan menentukan hal- hal berikut ini:

  •  Apa yang akan dikerjakan di dalam usaha?
  •  Kapan pekerjaan usaha itu akan dilaksanakan?
  •  Bagaimana cara mengerjakan pekerjaan usaha?
  • Siapa saja yang ditugaskan untuk melakukan pekerjaan usaha?

Di mana pekerjaan usaha akan dilaksanakan dan mengapa harus dikerjakan?

Sebenarnya berbicara yang paling penting dalam sebuah perencanaan sangat tergantung kasusnya. Namun secara umum biasanya dalam sebuah perencanaan yang paling penting adalah (1) Analisis Cash Flownya misalnya bisa untuk prediksi profit; (2) Detail Pelaksanaan untuk prediksi apa-apa yang akan terjadi, siapa yang bertanggung jawab, kapan, dan bagaimana anggarannya? Hasil akhir dari sebuah perencanaan adalah bagaimana kondisi perusahaan mengalami peningkatan.


Komponen-komponen utama yang dianjurkan ada dalam sebuah perencanaan bisnis dan garis besar isinya adalah sebagai berikut:

1.  Ringkasan (Executive Summary)
Berisi gambaran singkat kira-kira 1 sampai 2 halaman, mencakup Latar belakang proyek, penggagas proyek, pasar yang menjadi sasaran, pengelolaan proyek  sampai  dengan  kelayakan  proyek  secara  finansial,  kelayakan  proyek secara umum.

2.  Deskripsi Perusahaan (Company Description)
Berisi gambaran singkat profil perusahaan yang akan menjalankan proyek, misalnya Aspek hukum/legal dari bentuk badan usahanya apa? Sejarah/historis Perusahaan, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kepemilikan dalam perusahaan dan lainnya.

3.  Barang atau Jasa yang diproduksi atau dipasarkan
Berisi  gambaran  barang/jasa  apa  yang  akan  diproduksi  atau  dipasarkan, alasan barang/jasa tersebut diproduksi dan manfaat/benefit yang dapat diperoleh konsumen/customer atas barang/jasa tersebut.

4.  Analisis Aspek Pasar
Berisi gambaran tentang:
a.     Peluang  Bisnis  dan  Prospeknya,  hal-hal  yang  perlu  dikupas  dalam peluang bisnis antara lain: (1) Apa yang bisa kita buat?, (2) Pasar membutuhkan Apa?, (3) Perlunya Menciptakan Kebutuhan Konsumen (Paradigma terbaru agar bisnis kita bisa eksis kita harus bisa menciptakan pasar)?, (4) Melihat masih adakah Peluang?, (5) Layakkah Peluang itu kita garap? 

            b.      Kondisi Persaingan, bagaimana bentuk atau kondisi persaingan dari pasar
yang akan kita hadapi, pembicaranya antara lain: (1) Pasarnya sudah pasti/Captive Market, misalnya kita berproduksi atas dasar pesanan, maka kita tidak perlu memikirkan barang yang kita buat laku atau tidak laku?; (2) Pasarnya  ditentukan  oleh  Pembeli/Buyer Market (jika  pasar  dikuasai  oleh pembeli maka posisi kita sebagai produsen akan lebih berat karena kita harus bersaing ketat berebut konsumen).

c.   Posisi Perusahaan dalam Pasar yang perlu dibahas antara lain: Pasar yang hendak dikuasai/Target Pasar berapa?, Posisi dalam Pasar apakah sebagai Leader (pemimpin pasar), Follower (pengikut) atau Nicher (pengisi ceruk/relung pasar)?

d.  Usaha-usaha Pemasarannya/Marketing effort bagaimana? Jika kita sudah mempunyai target pasar, maka agar target bisa tercapai harus didukung oleh usaha-usaha pemasarannya. Salah satu bentuk usaha pemasaran bisa menggunakan Bauran Pemasaran/Marketing Mix yang meliputi 4P: Product, Price, Place, dan Promotion Di sisi lain masalah Siklus Kehidupan Produknya/Product Life Cycles (suatu produk akan mengalami tahap-tahap sebagai berikut: perkenalan, tumbuh, matang, jenuh dan decline) juga harus diperhatikan.


KESIMPULAN

Dalam dunia praktek sehari-hari, ternyata banyak kendala yang ditemui baik dalam membuat business plan maupun implementasinya. Kendala yang sering ditemui dalam  membuat  business plan adalah  sulitnya  menemukan  ide-ide  yang  dapat dijadikan proyek bisnis yang menguntungkan. Kendala lahirnya ide-ide kreatif yang punyai nilai ekonomis ini banyak terjadi karena kita sendiri sering kali kurang menyadari bahwa ide adalah hasil proses alam bawah sadar sehingga ide tidak akan hadir berkali-kali. Di sisi lain kita juga sering kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, padahal ide-ide kreatif, inovatif dan bernilai ekonomis justru sering lahir dari kepekaan kita terhadap lingkungan dan kemampuan kita merubah tantangan menjadi peluang.

Setelah   kita   mampu   membuat   business  plan-pun   seringkali   tidak   bisa di implementasikan,  alasan utama adalah kendala modal. Kadangkala modal tidak menjadi masalah tetapi keberanian untuk memulai yang belum ada atau nyaris tidak ada. Banyak faktor yang menyebabkan semua ini terjadi, ada faktor di luar ekonomi, misalnya kultur di Indonesia yang masih menganggap profesi wirausaha sebagai profesi kurang terhormat, sehingga banyak orang tua yang lebih menginginkan anak- anaknya berprofesi sebagai PNS, ABRI atau Pegawai Swasta. Faktor lain adanya anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal yang utama, padahal banyak bukti pengusaha/entrepreneur sukses justru memulai usaha dari nol alias tanpa modal. Banyak entrepreneur sukses menganggap dalam memulai bisnis modal utamanya adalah ide-ide cemerlang, relasi ataupun impian-impian yang tinggi yang kadang menurut orang lain tidak masuk akal, tapi dengan sedikit kecerdikan dan keberanian mengambil risiko (ciri seorang entrepreneur) mampu melahirkan pengusaha- pengusaha yang handal dan sukses.

Harapan  penulis  mudah-mudah  setelah  membaca  tulisan  ini  pembaca  akan tertarik  untuk menuangkan  ide  cemerlangnya  menjadi  sebuah  rencana usaha/business plan yang layak diimplementasikan, profitable dan berprospek cerah, sehingga hasil akhirnya akan mampu melahirkan wirausahawan yang berhasil.



Lebih Lengkapnya Download jurnalnya disini.

#Tugas 3   :  Mata Kuliah Kewirausahaan
#Dosen     :  Supangat SE., S.Kom., M.MT.

#Nama     :  Muchammad Nafil arfany
#NBI         :  1461404723
#Fak         :  Teknik Informatika


Senin, 06 April 2015


Halo bro and sis bertemu lagi dengan bahasan blog saya selanjutnya, di pertemuan kali ini saya akan membahas tentang Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Penggunaan Informasi Dalam Pembuatan Keputusan Investasi.
Informasi akuntansi merupakan informasi yang diperlukan oleh seorang wirausaha untuk membuat keputusan investasi. Jiwa kewirausahaan yang tinggi akan membuat seseorang ingin terus mengembangkan usaha yang telah dimilikinya, salah satu cara untuk mengembangkan usaha yang telah ada adalah dengan melakukan investasi. Namun saat ini banyak wirausaha yang tidak memiliki pengetahuan akuntansi yang baik sehingga banyak wirausaha yang tidak melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi pada usaha mereka sehingga tidak ada informasi keuangan yang dihasilkan untuk membuat keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirausahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi.
Terdapat  berbagai  macam  pendapat  tentang  pengertian  akuntansi,  Ahmed Riahi Belkaoui (2006:50) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan yang berguna untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi dalam perusahaan. Menurut Al Haryono Jusup (2005:5) akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan,dan penanalisaan data keuangan suatu perusahaan. Akuntansi menghasilkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Suatu informasi akan bermakna apabila dapat meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan (Astika, 2010:25). Informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi keuangan merupakan informasi  yang menyajikan laporan posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan oleh entitas luar dalam membuat keputusan ekonomi (Abdul Halim, 2009:3). Sedangkan informasi akuntansi  manajemen  merupakan  informasi keuanga yang   dibuat   untuk   kepentinga manajeme perusahaan.   Informasi akuntansi   manajemen   terdiri   dari   berbagai   laporan   seperti   anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, dan lain-lain (Hansen&Mowen, 2009:7). Menurut Kasmir (2006:16) wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Kewirausahaan merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat peluang yang ada dan menciptakan sesuatu yang berbeda dan dapat memenuhi kebutuhan orang banyak dan memiliki nilai tambah bagi pengusaha tersebut. Berikut   dapa dijelaska karakteristik   seseorang   yan memiliki   jiwa kewirausahaan yang tinggi (Trimurti,66:2005).


1.      Keberhasilan usaha
Ukuran pencapaian kegiatan usaha yang dicapai pada saat sekarang dibandingkan dengan kondisi masa lampau yang diukur dari besaran penjualan, keuntungan dan jumlah pelanggan.

2.      Percaya diri
Dimensi kejiwaan seseorang yang mempunyai keteguhan, ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimisme.

3.      Berorientasi pada tugas dan hasil
Dimensi kejiwaan seseorang yang haus akan prestasi dan berorientasi laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi, energik, dan penuh inisiatif.

4.      Pengambil resiko
Dimensi kejiwaan seseorang yang mampu mengambil resiko dan suka pada tantangan.
5.      Kepemimpinan
Dimensi kejiwaan seseorang yang mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan menanggapi saran dan kritik.


Menurut Niki (2006) investasi merupakan pengorbanan dari beberapa nilai sekarang (certain present value), untuk nilai masa datang (future value) yang belum bisa dijamin kepastiannya (possibly uncertain).  Investasi juga dapat didefinisikan sebagai aktivitas penanaman dana saat ini yang diharapkan pengembaliannya di masa datang, untuk mengkompensasi dana yang telah ditanamkan tersebut untuk periode tertentu. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor indvidual (individual/retail   investors)   dan   investor   institusional   (institutional   investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan   investor   institusional   biasanya   terdiri   dari   perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi (Tandelin, 2001:4). Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang baik di masa depan, untuk menghindari inflasi, dan untuk mendapatkan fasilitas perpajakan karena telah berinvestasi di bidang usaha tertentu.

Berdasarkan  pembahasan  hasil  penelitian  maka  dapat  ditarik  kesimpulan yaitu, pengujian secara parsial dalam penelitian  ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi pada tingkat kepercayaan 95%. Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan informasi akuntansi dengan baik untuk membuat keputusan investasi. Variabel jiwa kewirausahaan (X2) secara parsial juga menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi pada tingkat kepercayaan
95%. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi cendrung akan selalu berusaha untuk mengembangkan usaha yang dimiliki dan akan menggunakan informasi akuntansi untuk melihat bagaimana perkembangan usaha yang dijalankan dan untuk membuat suatu keputusan investasi.


Bagi para wirausahawan terutama wirausaha muda yang berstatus sebagai mahasiswa perlu memiliki pemahaman terhadap ilmu akuntansi untuk menjamin kelancaran dan keamanan perusahaan yang dirintisnya dan dapat membuat keputusan-keputusan ekonomi berdasarkan laporan keuangan atas perusahaanya yang disajikan setiap akhir periode  akuntansi  tertentu  dan  kepada  para  peneliti  selanjutnya  di  bidang ini disarankan  agar  memperluas  objek  penelitiannya,  tidak  hanya  sebatas  di  lingkup mahasiswa.


Lebih Lengkapnya Download jurnalnya disini.


#Tugas 2 :  Mata Kuliah Kewirausahaan
#Dosen    : Supangat SE., S.Kom., M.MT.

#Nama : Muchammad Nafil arfany
#NBI    : 1461404723
#Fak     : Teknik Informatika